watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku tidak mau munafik

Hari Minggu ini aku libur, jadi aku bisa bangun agak
siangan karena semalam aku memang tidur agak
larut. Seperti biasa aku sibuk membuka email yang
masuk dari para pembaca sumbercerita.com.
Animo pembaca sumbercerita.com untuk kontak
denganku memang luar biasa sekali hingga terus
terang aku agak kewalahan untuk menyeleksinya.
Ada beberapa pembaca yang penasaran dengan
aktifitas dan kehidupan sex-ku, mereka menanyakan
lewat emailnya hingga aku kesulitan juga kalau
harus menjawabnya satu persatu. Mereka ada yang
sepertinya peduli akan diriku, terima kasih deh!
Walau usiaku sudah beranjak 28 tahun, aku
memang belum married. Sorry, bukannya aku tidak
laku dan bukannya juga GR lho! Aku cukup cantik
dan menarik, tinggiku 170 centimeter, bibirku tipis
mungil menggairahkan. Bentuk buah dadaku indah,
warna putingnya merah muda sedikit kecoklatan,
hanya ukurannya yang aku sendiri tidak tahu,
karena aku sejak kecil tidak pernah dan tidak suka
menggenakan bra. Jadi hingga kini aku tidak pernah
punya BH, karenanya seiali lagi aku tidak tahu
ukuran payudaraku sendiri.
Cuaca kota Surabaya beberapa bulan belakangan ini
memang sangat panas, terlebih di saat malam hari.
Aku memang terbiasa tidur tanpa busana, terkadang
paling hanya menggunakan celana pendek tipis
yang bentuknya mini dan agak longgar, dengan
tanpa menggunakan CD di dalamnya. Kupikir juga
tidak ada gunanya aku tidur dengan memakai CD
yang bentuknya juga sangat mini.
Aku memang memiliki banyak CD beraneka warna,
tapi modelnya hanya ada dua macam saja, yang
satu model G String yang bentuknya berupa seutas
tali nylon yang melingkari pinggangku. Selebihnya
tersambung seutas tali nylon lainnya yang melilit ke
bawah melewati selangkanganku melalui belahan
pantatku yang sintal, dan di ujungnya tersambung
dengan secarik kain sutera tipis berbentuk segi tiga
yang lebarnya tak lebih dari seukuran dua jari saja.
Aku bukanlah type wanita yang munafik, karenanya
aku suka sekali dengan situs sumbercerita.com, di
sini aku bisa mengekspresikan diriku yang
sebenarnya tanpa perlu berpura-pura, yang
menurutku adalah kemunafikan belaka. Sebenarnya
kebutuhan sex antara pria dan wanita itu sama,
hanya saja kaum pria lebih bebas menyalurkan
hasratnya, apa lagi untuk membahasnya, namun ini
sepertinya tidak berlaku bagi kaum wanita,
sedangkan kebutuhan antara pria dan wanita itu
sebenarnya sama saja, kenapa harus dijadikan
sesuatu yang tabu? Ini tidak fair.
Semalam, walau sudah larut aku masih belum dapat
memejamkan mata untuk tidur. Karena selain udara
yang cukup panas sehingga AC seakan tidak
mampu lagi memberi kesejukan dalam kamarku,
juga karena guling yang kujepit di antara
selangkanganku tiba-tiba memberikan rangsangan
pada pangkal pahaku yang tanpa penutup itu.
Pelan-pelan gulingku kugesekkan naik turun di
selangkanganku sehingga menambah kenikmatan.
Kurang puas dengan apa yang kulakukan, gulingku
kusingkirkan, kuubah posisi tidurku menjadi
telentang, kutarik kakiku dan kutopangkan telapak
kakiku di tempat tidur dalam posisi pahaku
kukangkangkan selebar mungkin, sehingga posisi
kemaluanku terbuka lebar dan vaginaku tampak
jelas sekali dari arah depanku, namun sayangnya
saat itu tidak ada orang yang memandanginya.
Tapi aku yakin bila ada lelaki siapapun dia, apabila
saat itu memandangi pangkal pahaku yang terbuka
lebar seperti itu pasti akan terangsang melihat
vaginaku yang bersih. Bulu-bulu kemaluanku hanya
tumbuh di bagian atasnya saja, bentuknya yang
indah menempel menyeruak ke atas dengan rapi.
Bila bibir vaginaku dikuakkan maka akan terlihat
dinding vaginaku yang berwarna merah muda dan
menggairahkan pria manapun untuk segera
menjilatnya.
Kugosok klitorisku dengan menggunakan jari tangan
kananku, sementara jari tangan kiriku kucoba untuk
menyusup ke dalam liang vaginaku, kondisi liang
vaginaku yang sudah basah oleh lendir birahi
memudahkan jari-jariku masuk menembus ke
dalamnya. Kukocok-kocokkan jari tangan kananku
keluar masuk liang vaginaku sehingga cairan hangat
berlendir yang keluar dari dalam rahimku semakin
banyak saja membasahi liang senggamaku.
Aku merasakan akan mencapai orgasme, maka
gesekan jari tanganku di ujung-ujung klitorisku pun
semakin kupercepat. Demikian pula kocokan jari
tangan kananku yang sejak tadi berada dalam liang
vaginaku, kugesek-gesekkan ke dinding vagina
bagian dalam, sesekali jari tengah dan telunjukku
menggosok benjolan yang tumbuh di dalamnya.
Aku merasa geli bercampur nikmat hingga rasanya
seperti ingin kencing saja.
"Uu.. Uucch! Aa.. Aacch!"
Keringat dingin membasahi dahiku, badanku
menggigil bagaikan orang kejang, pantatku kuangkat
dan kugoyang-goyangkan berputar mengimbangi
irama kocokan jari tangan kananku yang semakin
cepat mengocok liang vaginaku. Dan vaginaku
semakin basah oleh cairan bening yang mengalir
semakin deras keluar hingga meleleh membasahi
sprei tempat tidurku.
"Oo.. Oocch!"
Aku melenguh sambil melepaskan napas panjang
melepaskan orgasmeku. Tzee.. Eerrt! Tzee.. Eerrt!
Dapat kurasakan semburan di liang vaginaku hingga
membasahi jari-jariku yang masih berada di
dalamnya, cairan yang keluar sedikit agak kental,
banyak sekali sehingga sprei di bawah pantatku lebih
basah lagi.
Aku yakin kalau apa yang kuungkapkan selama ini di
sumbercerita.com juga pernah dirasakan wanita
lain, bahkan pernah juga dilakukan oleh wanita lain,
hanya saja mereka tidak berani
mengungkapkannya. Bisa dibayangkan bagaimana
tersiksanya seorang wanita saat masa usia puber,
dia juga butuh sentuhan dan belaian. Mereka juga
butuh penyaluran atas libidonya, maka salahkah
mereka bila melakukan masturbasi? Sedangkan
mereka juga bisa terangsang, baik oleh
pemandangan yang dia lihat maupun oleh tulisan
erotis seperti yang ada di sumbercerita.com.
Namun selama ini rasanya jarang ada wanita yang
berani berterus terang, itulah yang menjadi alasanku
untuk bebas mengungkapkan keadaanku yang
sebenarnya, dan aku bebas menentukan
pasanganku untuk melampiaskan hasrat sex-ku.
Namun bukan berarti aku begitu saja memilih
pasanganku. Aku lebih suka memilih yang sudah
berumah tangga, karena lebih yakin kalau mereka
tidak membawa penyakit yang membahayakan.
Selain itu aku lebih suka memilih mereka karena
biasanya mereka sudah lebih matang dan dewasa.
Yang jelas biasanya mereka sudah bisa lebih
bertanggung jawab.
Tanggung jawab di sini yang kumaksud bukan
kalau nantinya aku hamil akibat hubungan tersebut
mereka harus bertanggung jawab, tapi tanggung
jawab yang kumaksud adalah mereka
melakukannya dengan tanpa banyak tuntutan
seperti misalnya ingin menikahiku, ingin
mengekangku dan sebagainya. Beda sekali dengan
anak-anak muda yang masuh ingusan, biasanya
ego mereka lebih tinggi, yang lebih pasti
tuntutannya juga banyak sedangkan hak dan
kewajiban orang lain sering mereka abaikan. Ini juga
bisa kulihat dari email yang mereka kirim, maunya
berkenalan tapi saat diminta memenuhi
persyaratannya saja mereka langsung ngacir.
Banyak juga email yang datangnya dari kaumku,
mereka curhat atas kehidupan sex-nya, mereka
ingin tapi takut. Menurutku ini aneh, mengapa kita
mesti takut? Yang penting kita melakukannya
berdasarkan suka sama suka dan jangan ada
tuntutan. Why Not? Seperti email yang datangnya
dari Nina (nama samaran), Nina mengatakan kalau
untuk mengatasi libidonya serta menyalurkan hasrat
sex-nya, ia hanya melakukannya sebatas masturbasi
saja. Pernah juga dia melakukan oral sex dengan
mantan pacarnya, namun sampai hari ini dia masih
merasa bersalah. Nina pernah meneleponku dan
menceritakan pengalamannya saat dioral oleh
pacarnya, Nina mengaku mendapatkan kenikmatan
dan mencapai orgasme saat di oral tersebut.
Masih terbayang olehku cerita Nina saat bibir mulut
pacarnya dengan penuh nafsu mengulum habis
bibir vaginanya. Lidah pacarnya sengaja dijulurkan
sepanjang mungkin saat mengulum bibir
vaginanya. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam
liang vaginanya yang masih perawan itu. Pantat
Nina terangkat seakan menyambut jilatan sang
pacar, pahanya mengempit kepalanya sambil kedua
tangan Nina menjambak rambut kepala sang pacar.
Tarikan ini membuat kepala sang pacar lebih rapat
lagi menempel di selangkangan Nina, sehingga
muka sang pacar terbenam penuh di bagian luar
vagina Nina.
Tangan kiri pacar Nina bergerilya di payudaranya
yang berukuran 36, ujung puting susunya dipilin-
pilin dengan jari hingga membuat Nina lebih
menggelinjang lagi, pantatnya digesek-gesekkan
sehingga bibir vaginanya lebih terasa digaruk oleh
bibir mulut pacar Nina.
Tiba-tiba Nina merasakan ada sesuatu yang akan
meledak dalam rahimnya, tak lama kemudian Nina
merasakan seperti sedang kencing namun rasanya
nikmat sekali. Inilah yang dinamakan orgasme.
Akhirnya Nina pun mengalami orgasme yang
pertama kali dalam seumur hidupnya, nikmatnya
sungguh luar biasa kata Nina saat menceritakan
pengalamannya padaku.
Kurasa masih banyak wanita di muka bumi ini yang
mengalami hal yang sama dengan Nina, masih
gadis dan masih malu-malu melakukan hubungan
sex, walaupun berhubungan dengan metode yang
paling aman sekalipun, seperti oral sex yang pernah
dilakukan oleh Nina bersama pacarnya.
Terus terang aku merasa heran pada kaumku yang
seperti ini, mengapa kita harus munafik? Di satu sisi
kita mau bahkan merasakan sangat membutuhkan
sebuah pelampiasan untuk melepas hasrat yang
membelenggu, namun di sisi lain kita harus diliputi
rasa takut dan was-was.
Memang harus diakui bahwa di negara ini hal-hal
yang menyangkut masalah sex masih tabu dan
dilarang dilakukan oleh wanita yang belum
bersuami, namun tidak ada yang dapat memberikan
solusi apa yang harus dilakukan oleh wanita yang
belum bersuami untuk dapat menyalurkan
hasratnya. Ini berbeda dengan kaum Hawa yang
secara normatif seakan lebih bebas melakukan apa
saja baik sebelum maupun setelah dia berumah
tangga.
Terus terang bagiku ini tidak adil, karena sejujurnya
kaum wanita juga memiliki hasrat yang sama
tentang sex, mengapa mereka tidak boleh
melakukan atau menikmatinya sebelum berumah
tangga atau hanya boleh dilakukan dengan
suaminya saja, sedangkan tak jarang kita ketahui
banyak suami yang masih suka mencari yang lain di
luar rumah. Sebagaimana pepatah mengatakan,
rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput
di halaman rumah kita sendiri.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/1137
U-ON

inc Powered by Xtgem.com